Tampilkan postingan dengan label Hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hidup. Tampilkan semua postingan

Selasa, 02 November 2010

Nyuri kok Galon

Malam Sabtu kemaren sekeluarga berkunjung ke rumah pakde di Semarang untuk mengikuti acara pelepasan naik hajinya pakde. Termasuk pak lek yang datang dari Lampung. Tapi sayang aku tak bisa ikut karena aku masih berada di Yogyakarta dan g mungkin untuk pulang kampung. Padahal seumur-umur ini aku belum pernah bertemu dengan pak de atau pak lek ku itu. Jadinya aku tak pernah tahu bagaimana rupa dari pakde dan paklekku itu. tak apalah, kemaren juga sudah mendengarkan suaranya.

"Kang, pas neng nggone pakde mau bengi toh galone neng omah dicolong wong"
"lha nyolong kok galon? maling kok lucu, padahal kan neng omah ono mesin jahit, sanyo to?"

("Mas, waktu serumah ke rumah pakde semalam galon yang dirumah dicuri sama orang"
"Lha... nyuri kok galon? pencuri kok lucu to, padahal di rumah kan ada mesin jahit, pompa air to?")

Aneh memang, pencuri yang satu ini mengambil galon dari rumahku. kabar yang aku terima dari adekku ini otomatis membuat aku tertawa. Rumah yang tak pernah ada penjaganya (kosong) dan tak pernah dikunci, kok dicuri galonnya. hmmm.. padahal kan ada dispensernya, mesin jahit, pompa air yang seharusnya harganya jauh lebih mahal kalau dijual jika hanya dibandingkan dengan galon air... bahkan pencuri ini rela menuangkan airnya terlebih dahulu... duh duh...

bapakku juga aneh, sekeluarga juga aneh.. punya rumah kok ditinggal g pernah dikunci..

Selasa, 26 Oktober 2010

Mengapa menguap itu menular?

Ketika teman kita ada yang menguap dan kita melihatnya biasanya kita merasa ingin menguap juga. Hal ini ternyata bukanlah kelainan karena hal ini adalah hal yang wajar, jadi kalau ada satu orang menguap dalam sebuah ruangan bisa saja menular ke seluruh orang karena perasaan tersebut. Dari itulah saya akhirnya penasaran apa sebenarnya yang melatarbelakangi hal tersebut, masak menguap saja kok bisa menular ke orang lain, karena kalau tertawa, tersenyum kan masih wajar.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam edisi terakhir jurnal Cognitive Brain Research menyatakan bahwa jika Anda menguap karena ketularan orang yang ada di dekat Anda sebenarnya merupakan bentuk empati Anda padanya. Hal ini sama dengan jika Anda tertawa, dan teman Anda ikut tertawa. “Menguap tidak hanya dipicu karena melihat seseorang menguap, tetapi juga karena mendengar, membaca, atau bahkan hanya karena berpikir tentang menguap,” kata Steven Platek, Ph.D., profesor psikologi di Drexel University, Philadelphia, yang memimpin studi tersebut. Platek dan timnya meyakini bahwa ketularan menguap merupakan cara primitif dalam mengekspresikan perasaan orang lain terhadap diri kita.

Jadi ingat iklan di tipi juga ya, tapi aku lupa iklan apa.......