Difabel Bukan Halangan Meraih Masa Depan

DI balik kesulitan ada kemudahan. Di balik kekurangan ada kelebihan. Ungkapan ini perlu menjadi motivasi bagi siapa saja, guna mendukung keberhasilan anakanak difabel atau keterbatasan tubuh (cacat). Keterbatasan tubuh itu, bukan menjadi penghalang bagi anak-anak difabel untuk melanjutkan kehidupan mereka meraih masa depan.

Anak-anak itu perlu belajar, bersosialisasi, dan berkreasi, sebagaimana layaknya anak-anak normal lainnya. Terbukti banyak anak difabel yang berhasil dalam kehidupan mereka.

Tugas itulah yang diemban Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Salatiga Dukuh Banjaran, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti Salatiga, yang

memberikan pendidikan TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB.

Berbeda dengan sekolah umum lainnya, SLB memiliki pendidikan kekhususan, sesuai kebutuhan anak-anak difabel. Mulai dari sistem pendidikan, pendekatan terhadap anak difabel, kesabaran, dan lainnya.

Anak-anak SLB itu tidak hanya dididik bagaimana belajar pengetahuan umum saja.

Tetapi bagaimana menyiapkan ketrampilan dan kematangan mental agar tidak minder dengan kekurangan tubuh mereka.

Kepala SLB Negeri Drs Muh Lisun mengatakan, sekolah telah berupaya keras melaksanakan pendidikan seperti harapan orang tua yang mempercayakan pendidikan SLB.

’’Namun kami yakin dengan kesabaran semua pihak, dan kerja keras, harapan orang tua tersebut dapat terpenuhi,’’ ujarnya.

Berkomunikasi Bila ada anak tuna rungu (gangguan pendengaran) dan tuna wicara (bisu) ketika datang tidak dapat berbuat apa-apa, namun setelah menempuh pendidikan dapat berkomunikasi.

Meskipun dalam komunikasi tidak normal, setidaknya mereka dapat berinteraksi dan tidak dianggap sebagai orang tidak berguna.

Termasuk beberapa anak yang ketika masuk tidak dapat melihat, tetapi akhirnya mengerti membaca dengan huruf braile. ’’Itu bentuk pendidikan yang diberikan sekolah,’’ ujarnya.

Saat digelar wasana warsa

(perpisahan), Kamis (17/6), puluhan anak SLB Negeri mampu membuktikan bahwa mereka tidak berbeda dengan siswa seusianya. Wulansari, siswa tuna wicara dan tuna rungu kelas 3 SMP, dapat menari diiringi musik. Begitu pun Sri Lestari, vokalis grup band ''Difabel'' meskipun tidak dapat berjalan, tapi juara berbagai lomba dan bersama bandnya kerap pentas di beberapa tempat.

http://mcetak.suaramerdeka.com/PUBLICATIONS/SM/SM/2010/06/22/ArticleHtmls/Difabel-Bukan-Halangan-Meraih-Masa-Depan-22062010112001.shtml?Mode=1