Senin, 19 Juli 2010

Andai Ayahku Tak Meninggalkan Ibuku

Ibunya hanyalah wanita biasa yang mempunyai profesi sebagai buruh tani. Hidup di desa yang lumayan terpencil dan jauh dari keramaian kota. Dalam kesederhanaan bersama keluarga tercinta terasa bahagia jika selalu mencsyukuri apa yang sudah diberikan. Bahkan, hidup yang kekurangan masih tetap bersyukur bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tapi, kebahagiaan yang dirasakan akan sangat tidak ada apa-apanya jika hidup kekurangan masih harus dicoba dengan ujian yang terus melanda.

Aku tak bisa mendefinisikan dia sebagai yatim piatu, karena secara lahir orang tuanya masih ada. Tapi mungkin secara batin bisa saja dia adalah yatim piatu. Tapi keadaan itu tidak menyurutkan dirinya untuk terus berjuang menghadapi terjalnya perjalanan hidup. Bahkan, cita-cita yang begitu tinggi terus dia tanamkan dalam benaknya. dengan kesendiriannya itu dia terus berusaha menanamkan semangat dalam perjalanannya. Karena dia merasa masih banyak yang kurang beruntung dari dia.

Aku tak bisa membayangkan bagaimana jika seorang anak lahir tanpa mengetahui dimana keberadaan ayahnya. Karena sejak dilahirkan ayahnya meninggalkannya tanpa tahu kemana, akhirnya ibunya membesarkan sendiri dengan jerih payahnya. Perceraian orang tuanya itulah yang menyebabkan dia tak pernah tahu bagaimana rupa dari ayahnya. Pekerjaan menjadi Tenaga Kerja Wanita pun dikerjakan demi anak semata wayangnya. Dan cobaan ternyata tidak berhenti sampai disini saja.

Setelah menikah lagi dengan suami kedua, akhirnya ibunya dikaruniai seorang putri. Akan tetapi karena ibunya tidak sanggup lagi menanggung beban yang terlalu berat akhirnya ibunya stres, bahkan dia bilang kalau ibunya mulai depresi ketika masih hamil. Jadi ketika ibunya melahirkan ternyata sudah hilang ingatan. Otomatis suaminya harus menceraikan dia dan anaknya diasuh oleh sang suami. Setelah itu dia diasuh oleh neneknya.

Keceriaan terpancar dari anak-anak Panti Asuhan Yatim Piatu (PAY) Muhammadiyah Gubug. Hidup bersama teman-teman senasib dalam satu rumah yang sangat menyenangkan. Tak pernah peduli dengan masa kecil bahagia atau yang lain. Di mata mereka apa yang mereka alami adalah hal yang sangat membahagiakan. Apalagi pada waktu lebaran, ada baju baru, mendapatkan uang waktu silaturahim. Masa kecil yang sangat bahagia. dan dia ada diantara anak-anak tersebut.

Mencari kerja memang susah, setelah lulus SMA akhirnya dia mencari kerja kemana saja. Sampai dia ikut teman-temannya merantau ke Surabaya bekerja sebagai buruh di Pabrik kayu. Pekerjaan berat yang harus dilakukan demi sesuap nasi. Karena statusnya hanya karyawan lepas akhirnya kena PHK juga. Tapi usaha tak berhenti, banyak lamaran pekerjaan diajukan dari informasi yang didapat dari koran. Tapi ternyata banyak sekali kedok yang tersembunyi dari iklan lowongan pekerjaan tersebut.

Alhamdulillah, setelah ikut salah seorang di Masjid ada lowongan pekerjaan sebagai Tata Usaha di SMK. Tanpa pikir panjang langsung saja pekerjaan ini diambil, sekarang sudah terbiasa untuk mengutak-atik mesin jahit berkat keteguhannya belajar otodidak di sekolah tersebut. Dengan gaji yang lumayan dia hidupi dirinya sendiri dan kadang-kadang pulang untuk nenek dan ibunya di rumah.

Sekarang dia sedang tertidur pulas di sebelah....

salah satu profil teman saya yang saya minta ijin untuk saya ceritakan di blog saya.


3 komentar: