Selasa, 13 Juli 2010

Berhentilah Berteriak

Konon, penduduk primitif punya sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon. Untuk apa? Kebiasaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak. Inilah yang mereka lakukan, jadi tujuannya supaya pohon itu mati.

Caranya, penduduk yang kuat dan berani memanjat puncak pohon itu. Lalu, bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu, berjam-jam, selama 40 hari. Ternyata, pohon yang diteriaki itu daunnya mulai mengering, rontok, mati dan mudah ditumbangkan. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan terhadap pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya.

Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati.

Ingatlah bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya. Anda berteriak pada anak? Atau mungkin berteriak kepada pasangan hidup karena merasa sakit hati? Seorang guru berteriak pada anak didiknya? Seorang atasan berteriak pada bawahannya? Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka, ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk primitif. Setiap kali berteriak, kita mematikan roh orang yang kita cintai. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi, perlahan-lahan pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan kita.

Coba kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Teriakan hanya kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan? Nach, mengapa orang yang marah dan emosio menggunakan teriakan-teriakan, padahal jarak mereka dekat. Pada realitanya, meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka begitu jauh.

Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak. Selain itu, mereka pun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi karena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki.

Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.

Hanya ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Akan semakin dijauhi atau akan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya. Semoga bermanfaat untuk mengurangi teriakan kita semua.

artikel ini saya ambil dari sini untuk pelajaran kita bersama.

3 komentar:

  1. Wah setuju nie sama postingannya klo jarak deket teriak mah kebangetan hhe....

    Wah semoga kita ga suka teriak2 Sob.. dan ga melukai orang lain hhe..

    BalasHapus
  2. Wah, bagus banget nih artikelnya..
    Harus diterapkan dalam hidup sehari2.. agar bisa panjang umur.

    BTW, maaf ya baru sempat mampir, 3 hari libur gak ngenet nih.

    BalasHapus
  3. @bu reni

    saya malah jarang sekali

    BalasHapus